Alas Buluh Dini Hari

Bersama gigil angin pantai dan secangkir kopi hangat;
 jejatuhan kapuk-kapuk itu berjelaga di rerkah fajar
meinggalkan helai resah pada dedebu jalanan
merangkai anatomi setapak jalan sunyi
yang mengucur deras dari lebam kening matahari

dari ketinggian puncak gunung Raung
ku potret denyar temaram Watudodol
sedang rahang Banyuwangi demikian kabut
dan degup laut Ketapang menjelma kidung

di pelepah nyiur rinduku bersemi
menekuri zikir malam dalam selembar puisi
alas buluh dini hari
menanti sajakku memucuk abadi

Silahkan Baca Artikel Menarik Lainnya



0 komentar :

Ayo...mau bilang apa?

Template by : acixtaomi acilinux.blogspot.com